Saturday, August 20, 2011

Softbox



Cahaya adalah inti dari fotografi, mustahil tanpanya kita bisa melakukan aktifitas fotografi. Sumber cahaya yang dapat kita manfaatkan berasal dari cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya buatan adalah upaya untuk membuat sumber cahaya manakala sumber cahaya alami tidak ada dan kalaupun ada tidak bisa diatur sesuai kehendak fotografer. Salah satu alat yang bisa menghasilkan cahaya buatan adalah electronic flash.
Karakteristik electronic flash bisa kita peroleh dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas cahayanya. Kuantitas cahaya yang dihasilkan dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
1.       Jarak antara sumber cahaya dengan objeknya.
2.       Pengaturan output cahaya.
3.       Pemilihan media pengarah dan pemantul.
Sementara kualitas cahayanya bisa diatur dengan cara :
1.       Mengarahkan langsung kepada objeknya.
2.       Tidak mengarahkan langsung kepada objeknya.
Softbox adalah alat yang dipasangkan pada electronic flash sebagai media pengarah dan pemantul , kuantitas cahayanya selain dipengaruhi oleh 3 hal di atas juga dipengaruhi oleh seberapa besar ukurannya, sementara kualitas cahayanya meskipun diarahkan langsung tetapi diberi penyaring (diffuser) sehingga berkarakter lembut.
Memang sulit untuk menemukan rujukan tentang bagaimana sebaiknya kita memilih ukuran softbox dalam aktifitas fotografi, karena banyak sekali ukuran dan jenis softbox yang dibuat oleh produsen alat-alat fotografi. Belum lagi fotografer masih harus memikirkan softbox mana atau ukuran berapa yang harus dipakai untuk memotret objek berukuran kecil sampai objek sebesar mobil misalnya.
Untuk membantu mengatasi masalah pemilihan softbox, ada beberapa kiat yang bisa lakukan :
1.       Manfaatkan modelling lamp (khusus pemotretan dalam ruangan atau situasi pemotretan yang masih memungkinkan terlihatnya modelling lamp), dengan menyalakannya maka kita mendapat gambaran tentang jangkauan dan intensitas cahaya yang dihasilkannya.
2.       Pilih softbox sesuai dengan ukuran objek dan tujuan foto, sebagai contoh softbox berdimensi 25 cm X 100 cm akan menghasilkan sebaran cahaya berupa “garis” (banyak fotografer menyebutnya sebagai striplight, stripline, stripbox), sementara ukuran yang lebih besar tentunya akan menghasilkan sebaran cahaya yang lebih luas.  
3.       Bayangan dalam fotografi bukanlah sesuatu yang haram, karena softbox menghasilkan bayangan yang tipis perlu diperhatikan pengaturan kuantitasnya.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam memilih softbox, semoga penggalan pembahasan tentang softbox ini bisa membantu fotografer dalam menghasilkan karya yang optimal.


Tuesday, August 16, 2011

Sensafi Fotografi


Sensasi berasal dari kata sense yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangatlah penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Berdasarkan sumber informasinya, indera penerima dikelompokkan dalam tiga macam .Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Dalam bahasa Inggris dari banyak sumber moment dapat didefinisikan sebagai very brief period of time atau exact point in time. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, momen dimengerti sebagai “waktu yang pendek” atau “saat.” Dalam hal ini, kita melihat bahwa baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia memiliki benang merah yang sama tentang istilah moment (momen) ini, yaitu berkenaan dengan periode waktu yang singkat.
Bagaimana dengan momentum? Dalam bahasa Inggris, momentum dimengerti sebagai force that increases the rate of development of a process. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, momentum adalah “sifat benda bergerak” atau boleh juga dipahami sebagai “gerakan.”  Momentum dalam aktifitas fotografi dapat diartikan sebagai suatu peristiwa atau suatu waktu yang menjadi pusat perhatian.
Aktifitas fotografi adalah aktifitas memanfaatkan cahaya untuk ditangkap oleh media yang peka terhadap cahaya. Dengan adanya cahaya maka objek akan terlihat dan muncul dengan berbagai informasi tentangnya baik warna, bentuk, ukuran dan sebagainya. Salah satu tujuan dari aktifitas fotografi menurut para penemu fotografi adalah menampilkan objek mendekati aslinya, tentu saja yang ditampilkan tidak hanya tentang objeknya tetapi juga momentumnya. Alat untuk melakukan aktifitas ini disebut sebagai kamera, sedangkan media peka cahaya yang dimaksud pada era kamera digital disebut sebagai sensor.
Berdasarkan pengalaman dan penjelasan tentang berbagai definisi istilah di atas, maka saya mendapati bahwa aktifitas fotografi tidak hanya melulu tentang bagaimana teknik mengatur cahaya tetapi juga memperhatikan momen agar foto yang dihasilkan mengirimkan sinyal tentang berbagai infromasi yang dapat mempengaruhi pemerhatinya melalui indera penerima.